Umrah Mandiri Ramadhan: 16 Malam di Mekkah
MasyaAllah 16 malam yang terlihat lama tapi setelah dijalani terasa begitu singkat, tau-tau sudah balik ke Indonesia 💔.
Di Mekkah Ngapain Aja?
1. Ibadah
Sudah pasti ya ini nggak perlu diragukan lagi. Karena tujuan kita jauh-jauh kesini adalah untuk ibadah. Pokoknya jangan terlalu banyak habis waktu untuk cobain yang viral atau jalan-jalan kesana-kesini karena sayang banget. Bener-bener sayang.
2. Bin Dawood
Karena qadarullah di hari ketiga di Mekkah saya haid, alhasil mulai lah kepikiran masak ayam. Di Bin Dawood kami beli ayam, roti, buah-buahan, susu, jus dll.
Bin Dawood andalan kami selama di Mekkah adalah Bin Dawood Aziziyah, karena lebih luas, tidak desak-desakan, ada promoan lengkap beserta katalognya wkwkwk.
Pernah sekali ke Bin Dawood di Zam Zam Tower, akhirnya cuma beli cemilan dan susu anak-anak aja karena ternyata harganya lebih mahal dan nggak ada harga coret alias diskon. Maklum mak-mak modis alias modal diskon yang dicari adalah diskonan😂.
Bedanya di Bin Dawood Mekkah dan Madinah yang paling kerasa adalah di buah-buahannya. Bin Dawood Madinah buah-buahannya lebih murah daripada Bin Dawood Mekkah.
3. Al-Baik
Sebenarnya suami pernah belikan Al Baik di Aziziyah ketika perjalanan pulang setelah tarawih. Saya tidak ikut karena badan sempat nggreges dan sedang haid. Antrinya lamaa sekali, baru sampai hotel jam 2 dini hari. Sayangnya saking udah capeknya suami nggak fokus, jadi pesannya yg isi 4 potong, alhasil langsung habis untuk sahur/sarapan hihihi.
Kali ketiga beli Al Baik saya yang disuruh maju (yang pertama juga saya dink yang disuruh maju saat di bandara, huhu). Ikhtiarnya semoga lebih cepat, karena antrian perempuan dipisah dan tidak sepanjang laki-laki. Saya mulai antri jam 00.00 dan selesai setengah jam kemudian Alhamdulillah.
Jangan heran ya kenapa malam banget, karena biasanya selesai tarawih itu pukul 22.45, nah sejak selesai tarawih sampai ke hotel itu bisa 1-1,5 jam sendiri karena penuuhh lautan manusia ketika akan keluar dari masjid pasca sholat tarawih.
4. Al-Romansiah
Nggak salah kalau resto ini hype banget, ternyata emang rasanya seenak ituuu, masyaAllah. Tapi untuk menghindari antrian kami beli di Al Romansiah Aziziyah. Dan benar saja ternyata bebas antri. Begitu datang masih bisa pilih-pilih menu di depan kasirnya, wkwk.
Berhubung udah bawa bekal ayam al baik, akhirnya beli yang meat portion dan ternyata nagih bangettt. Dagingnya lembut banget sampai saya kira itu processed meat, pas dapet bagian otot baru kerasa kalau ternyata daging asli, masyaAllah.
5. Napak Tilas 2017
Dulu tahun 2017 saat umrah dengan travel kami menginap di Hotel Ghamamah yang ternyata sekarang berganti nama menjadi Al Muhagreen Al Majd. Lokasinya kalau tidak salah dari WC 8 tinggal lurusss saja.
Nah berhubung masih haid (anak-anak ikutan nggak puasa) kami ke arah sana, sekalian mau ke halte Mekkah Bus di Misfalah. Nggak nemu sih bangunan hotel pastinya yang mana, tapi lumayan lah bisa ngelewatin daerah sana lagi, hehe.
6. Pasar Kakkiyah (السوق الكعكية)
Pasar Kakiyah Pusat Oleh-Oleh
Jamaah umrah pasti tidak asing dengan pasar Kakkiyah, yaitu pusat oleh-oleh yang para penjualnya jago bahasa Indonesia, feelnya seperti masuk ke Tanah Abang kali ya, wkwk.
Kami ke Pasar Kakkiyah naik Mekkah bus, yang terdekat dengan Haram hanya bisa naik dari halte Misfalah (Jalan Ibrahim Al Khalil), jalannya lumayaan jauh ternyata, karena halte terdekatnya tidak beroperasi, jadi harus jalan 1 halte di depannya lagi.
Pasar Kakiyah / Fresh Mart
Dari Pasar Kakkiyah kami melanjutkan perjalanan dengan Makkah Bus ke Pasar Kakkiyah basah, hanya berselang 1 atau 2 halte dari pusat oleh-oleh tadi.
Pasar Kakkiyah basah memiliki dua gedung, sebelah kiri menjual berbagai buah-buahan dan kurma, sebelah kanan menjual sayur mayur).
MasyaAllah sayur dan buahnya cakep, jumbo dan mulus banget, tapi berhubung udah capek banget akhirnya cuma beli kurma dus-dusan aja. Itupun saya dan anak-anak nggak ikut masuk ke dalam, cuma nunggu di dalam masjid dekat pasar.
Sepertinya hanya itu saja tempat-tempat yang kami kunjungi. Kami tidak ke Kebun Kurma bahkan Eskalator viral pun tidak, karena dulu sudah pernah, sayang waktunya dan kasihan anak-anak jadi tambah capek karena kami turun bus di Gaza, dan lumayan jauh dengan Zam Zam Tower.
Kami juga tidak ke Thaif, Bukit Khandamah, Masjid Abu Bakr, Museum Wahyu, dan Gua Hira karena di bulan Ramadhan ini waktu terasa sempit sekali.
Kenapa sempit? Karena kami efektif meninggalkan hotel di jam 10/11 pagi dan kembali dari Haram jam 12 malam, setelah itu badan sudah terasa capek tapi belum ngantuk, akhirnya tidur sekitar jam 01.00 dini hari dan baru bangun jam 04.00 untuk masak lalu sahur dan shubuh.
Sungguh terasa lelah dan kurang tidur, jadi ya fokusnya pingin banyak mengejar keutamaan di Haramain saja. Karena walaupun terlihat lama (16 malam) setelah dijalani itu terasa singkaat banget.
Demikian semoga bermanfaat..
Selesai ditulis di Jakpus,
29 April 2024, 23.56 WIB
One thought on “Umrah Mandiri Ramadhan: 16 Malam di Mekkah”