In this blog

  1. Motherhood & Parenting, click:

parenting

2. Traveling, click:

3. Review, click:

review mbakdina.com

 

My other blogs

Umrah Mandiri

Umrah Mandiri Ramadhan, Jeddah ke Madinah

Landing Jeddah

Pesawat kami landing pada 10 Maret 2024 pukul 01.05 WAS. Kami menuju terminal kedatangan dengan menggunakan kereta bawah tanah.

Setibanya dari terminal kedatangan kami ke bagian imigrasi untuk proses scan sidik jari. Semua berjalan lancar kecuali ketika tiba giliran Hasan. Berkali-kali dicoba namun gagal terbaca sempurna sampai-sampai visa Hasan disobek setengah mungkin sebagai tanda. Tapi alhamdulillah tetap dibolehkan masuk Arab Saudi.

Pengambilan Bagasi

Selanjutnya saatnya WAR ambil bagasi dengan kelompok umrah lain dimulai. Kami agak terlambat sehingga sempat kehabisan troli. Kenapa disebut war? Karena banyak kasus koper terbawa oleh pihak handling travel umrah lain dan ujung-ujungnya hilang.

Ini yang sangat kami cemaskan jadi benar-benar nungguin banget dan mantau koper kami jangan sampai kebawa travel lain.

Karena untuk handling bagasi umrah jamaah travel, biasanya petugasnya adalah orang Arab dan mereka suka asal ambil terutama jika memiliki kesamaan tanda/warna.

Sebenarnya kami sudah antisipasi dengan memakai tag di koper dan hiasan pita tarik agar terlihat menonjol, yaa.. namanya juga usaha hehehe.

Sekitar 50 menitan kemudian Alhamdulillah bagasi komplit. Hasan sempat tantrum mungkin karena kondisi badan yang capek.

Jajan Al-Baik di King AbdulAziz International Airport Jeddah

Setelah keluar dari bandara King Abdulaziz (KAIA, Jeddah) kami berjalan menuju stasiun kereta cepat karena transportasi selanjutnya menuju Madinah adalah dengan Haraman HighSpeed Railway (HHR, alias kereta cepatnya Arab Saudi).

Sembari menunggu gate dibuka, kami mampir beli Al Baik yang lokasinya berada di gedung antara bandara dengan stasiun Jeddah Airport.

Berhubung di Al Baik Airport Jeddah tidak menjual menu ayam, akhirnya kami membeli paket udang. MasyaAllah krispy dan enak sekali. Minusnya adalah kayak ada yang kurang karena dimakan tanpa nasi, maklum orang Indonesia, wkwkwk.

Menanti Waktu Boarding HHR

Setelah makan di dining area kami duduk-duduk di dekat ruang masuk HHR. Ternyata benar adanya banyak petugas nusuk berlalu lalang yang menawarkan bis gratis. Tolong jangan mau yaa.. karena sebenarnya bisnya tidak gratis melainkan dibayarkan diawal, lalu kemudian hari akan ada tagihan yang masuk dan wajib dibayar dengan jumlah yg mihil. Harap jangan mudah percaya.

Kami beberapa kali didatangi petugas nusuk maupun driver taxi non resmi. Namun karena sudah ada tiket kereta cepat jadi mereka auto mundur, hehe.

Adzan shubuh berkumandang, suami sholat di masjid di bandara Jeddah, lokasi masjid ikhwan dan akhwat berseberangan, dekat dengan lift. Selesai sholat barulah gantian giliran saya dan kakak Aisy. MasyaAllah petugas wudhu di tempat perempuan ternyata adalah orang madura, hehe.

Selesai sholat kami janjian ketemuan di lantai bawah untuk melihat aquarium raksasa di bandara Jeddah.

Dihadang Petugas Nusuk

Begitu keluar dari lift saya dihadang petugas nusuk perempuan.

Petugas nusuk itu bilang no entry dan disuruh naik bis. Lalu saya bilang, “my husband there, i’ve booked train”. Petugasnya sempat tidak percaya, lalu akhirnya percaya saat Hasan datang.

Usut punya usut kenapa saya dilarang kesana ternyata karena di lantai inilah (1 lantai dibawah al baik) tempat pemesanan taxi resmi dan juga tempat pembelian tiket bus resmi dengan harga yang wajar sesuai yang tertera hehehe. Ternyata ada udang dibalik bakwan wkwkwk.

Selesai muter-muter lihat aquarium, kami kembali naik ke pintu masuk ruang tunggu kereta cepat. Infonya ruang tunggu baru dibuka sekitar pukul 7 pagi, masih lumayan lama huhuhu.

Belakangan baru kami tahu bahwa di atas ruang tunggu ternyata terdapat toilet yang nyaman dan bisa digunakan untuk mandi. Ada kursi juga yang bisa untuk istirahat. Qadarullah telat tahunya jadi kemarin kami belum sempat kesana.

Boarding Kereta Cepat HHR

Akhirnya jam 07.00 WAS tiba, kami diperkenankan masuk setelah scan barcode tiket pada scanner yang telah disediakan. Setelah naik keatas masih harus menunggu lagi ya. Karena kami bawa anak dan banyak bawaan akhirnya diarahkan untuk antri turun dengan menggunakan lift.

Alhamdulillah barang bawaan kami bisa dan dibolehkan masuk di dalam kereta semua. Ukuran terbesar koper kami adalah 24”. Sebenarnya masih aman karena tiket kami untuk 4 orang, jadi bisa maks 4 koper dan 4 tas.

Tapi tetap deg-degan karena tidak sedikit juga yang kena over baggage, sehingga bagasinya harus dikirim dengan ekspedisi yang telah disediakan. Repot dan menambah extra cost yang tidak sedikit tentunya.

Tiket kereta cepat kami adalah 138 SAR/tiket untuk dewasa dan 69 SAR/tiket untuk anak-anak. Jadi total harga tiket kereta cepat dari Jeddah Airport ke Madinah adalah sekitar 1.7jtan.

Alhamdulillah anak-anak diskon 50% dan juga dapat harga subsidi dari Saudia Airlines karena kami booking tiket pesawatnya langsung di web resmi maskapai Saudia Airlines.

Membeli Tiket Kereta Cepat HHR

Jika teman-teman ingin membeli tiket kereta cepat bisa langsung via web atau aplikasi HHR yaa, tapi harganya berbeda dan akan lebih murah jika tiket teman-teman beli langsung di web Saudia.

Jangan lupa WAJIB screencshot saat pembelian tiket kereta cepat HHR sudah sukses, karena kadang konfirmasi tidak terkirim ke SMS/email, jadi untuk jaga-jaga dari hal tersebut, wajib rajin ss.

Pembelian juga bisa dilakukan melalui petugas tapi ada biaya jasa pemesanan yang harus dibayar. Jadi kalau sudah melek IT lebih bagus coba beli sendiri.

Siapkan kartu pembayaran yang valid untuk pembayaran tiket kereta. Kemarin kami membayar dengan kartu debit DBS (Visa).

Alhamdulillah waktu boarding telah tiba, saatnya geret-geret koper dan barang bawaan lain. Lumayan dapat gerbong yang agak diujung, hehe.

Di Kereta Cepat HHR

Kereta cepatnya menurut saya lebih bagus daripada kereta cepat Indonesia. Ya mungkin memang nggak apple to apple kali ya untuk dibandingkan hehe.

Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam, waktu tersebut kami gunakan untuk menghabiskan makanan dari Saudia Airlines yang masih tersisa. Kemudian tidur untuk charge energy setelah perjalanan yang begituuu panjang.

Alhamdulillah tiba di Madinah Station. Ternyata disini trolinya berbayar, tapi memang saat itu tempat pemgambilan trolinya jauh dari tempat kami turun, sedangkan suami pingin cepat jadi memang langsung geret koper saja.

Pemesanan Transportasi di Madinah

Begitu sampai kami membuka aplikasi Careem untuk memesan mobil. Awalnya dapat harga murah, tapi mungkin karena tidak langsung klik pesan alhasil harga keburu naik drastis, jadi diatas 200rban padahal tidak terlalu jauh.

Lesson learned, buka app Careem HANYA ketika sudah siap untuk order, karena kalau kelamaan harganya akan naik. Selain itu pesan transportasi diluar jam kedatangan penumpang. Karena saat jam kedatangan tiba harga taksi melambung jauh.

Alhamdulillah dapat driver, kena di harga sekitar 30–an SAR + waiting fee per menit 1 SAR, kami kemarin kena 3 menit. Waiting fee ini kami baru tahu setelah pesanan selesai.

Dapat driver Careem asli Arab, bawa mobil di speed 110-120km tapi masih bisa duduk sambil naikin 1 kaki, kami yang lihat deg-degan banget rasanya.

Madinah Day 1

Tiba di Hotel Odst Al-Madinah

Alhamdulillah akhirnya sampai di penginapan kami selama di Madinah, yaitu Hotel Odst Al Madinah selama 3 malam. Total yang kami bayar saat itu untuk 3 malam adalah 5.1jt. Begitu masuk ke dalam hotel ternyata rameee sekali orang dari berbagai negara yang sedang menunggu waktu check in.

Sayangnya ternyata belum boleh check in, kata staff hotel baru bisa check in pukul 16.00 WAS. Rasanya badan udah lemas dan ngantuk karena perbedaan waktu +4 jam dengan di Saudi.

Mau tidak mau tetap harus menunggu, akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi masjidnya nabi, masjid Nabawi. MasyaAllah..

Sekitar jam 14.00 suami kembali ke hotel, Alhamdulillah ternyata sudah boleh checkin dan dapat kamar yang diupgrade. Kami memesan 2 bed tapi dapatnya 3 bed Alhamdulillah.

Alhamdulillah bisa sedikit melepas lelah dan beristirahat di hotel. Kami harus jaga kondisi dan mengatur waktu istirahat, karena nanti malam sudah mulai sholat tarawih (malam 1 Ramadhan).

8-10 Maret 2024 menjadi hari yang cukup panjang dalam catatan perjalanan kami dengan waktu tunggu yang juga panjang. Alhamdulillah terlalui juga dengan baik insyaAllah.

Madinah Day 2

11 Maret 2024/1 Ramadhan 1445H

Tidak ada agenda khusus, hanya beribadah di masjid Nabawi, memasak ala kadarnya dan mencuci pakaian. Adakalanya anak-anak tidak ikut karena masih tidur/masih jetlag. Alhamdulillah jarak hotel Odst Al Madinah ke masjid Nabawi hanya sekitar 450m ke gate 328. Jadi bisa leluasa pulang balik.

Hari ini adalah hari pertama puasa, namun kakak Aisy belum kami izinkan puasa karena takut kecapekan. Karena rencana awalnya hari ini kami akan ziarah, namun ternyata kami undur esok hari karena masih capek dan hari pertama puasa di tanah Arab.

Bin Dawood Madinah

Akhirnya daripada tidak kemana-mana kami lanjut jalan-jalan ke Bin Dawood saja untuk beli telur, buah, jus, susu, dan cemilan-cemilan.

Harga buah-buahan di Bin Dawood jauhhhh lebih murah daripada di Bin Dawood Masjidil Haram maupun Bin Dawood yang terletak di Aziziyah, Mekkah. Jadi kalau suka hunting buah better beli di Madinah.

12 Maret 2024, 2 Ramadhan 1445H

Hari ini jadwal kami untuk ke Raudhah masyaAllah. Suami dan Hasan dapat jadwal sampai jam 5 pagi, lalu saya dan Aisy dapat jadwal setelah shubuh.

Kami memilih di tanggal 2 Ramadhan karena khawatirnya kemarin belum masuk Ramadhan, kayak eman-eman gitu, hehe.

Hari ini hari perdana kakak Aisy puasa di Madinah, karena kami sudah terlanjur janji membolehkan puasa hari ini. Ternyata untuk menuju Raudhah harus jalan lumayan jauh.

Raudhah

Kami berada di gate 328 dengan pintu terdekat adalah nomor 16, sedangkan pintu masuk raudhah berada di nomor 37 setelah browsing dan beberapa kali tanya ke petugas/askar. Lumayan kebayang ya jauhnya dari 16 ke 37 dalam kondisi kami pergi menjelang adzan shubuh. Jadi harus jalan cepaaat.

Alhamdulillah suhu madinah saat itu 16-17C jadi tetap terasa sejuuk.. kami shubuhan tidak terlalu jauh dari pintu no 37, ya masih agak jauh sih tapi banyak barengannya yg mau ke Raudhah juga, hehe.

Begitu selesai salam, langsung deh buru-buru lari bareng Aisy dan ibu-ibu lainnya yang berebut mau ke Raudhah.

Oiya pintu masuk Raudhah ini berbeda ya antara jamaah yang masuk dengan nusuk maupun dengan tasreh/permit. Jadi jangan malu untuk bertanya, pastikan tidak salah antrian, karena slot berkunjung ke Raudhah hanya 30 menit per paspor per tahun. Jadi jangan disia-siakan.

Aplikasi Nusuk

Berhubung kami umrah mandiri, maka untuk bisa masuk ke Raudhah kami harus instal aplikasi Nusuk. Instal dan registrasi member jauh-jauh hari, per orang 1 akun nusuk.

Data yang diperlukan adalah nomor paspor, nomor visa, email, nomor HP, dan password. Daftar Nusuk ini gampang-gampang susah. Saat daftar anak-anak gampang, saat daftar punya saya selalu muncul incorrect entered data, hikss hiks hiks. Alhamdulillah H-7 baru bisa berhasil daftar setelah klik tombol syarat ketentuan.

Untuk daftar nusuk, saat kami dulu hanya perlu stand by di hari jumat sekitar jam 18.00-19.00 WIB. InsyaAllah pasti dapat. Tapi belakangan ini tanggal nusuk aktif sewaktu-waktu (random), jadi harus sering-sering cek ya agar kebagian permit untuk masuk ke Raudhah.

Nusuk ini WAJIB banget diinstal bagi yang umrah mandiri dan ingin mengunjungi Raudhah. Jika umrah via travel biasanya sudah langsung dapat tasreh untuk masuk ke Raudhah.

Ziarah Madinah

Setelah itu kami lanjut naik mobil (van) omprengan untuk ziarah ke Quba, Qiblatain dan Uhud.

Caranya dari menyebrang jalan dari pintu utama masjid Nabawi, lalu cari

Panduan Ziarah Uhud

Masjid Qiblatain

Biayanya sebesar 10 SAR untuk dewasa, dan 5 SAR untuk anak-anak. Kami berangkat sekitar pukul 9.30 dan selesai ziarah pukul 15.00 WAS.

Selesai ziarah belum istirahat pemirsah, kami mampir ke toko oleh-oleh dekat masjid Nabawi, mumpung melewati. Disana ada toko oleh-oleh serba 1 dan 2 Riyal.

Bagi yang mau beli oleh-oleh better di Madinah karena harganya lebih murah dibandingkan di dekat Masjidil Haram bahkan di Pasar Kakkiyah, Mekkah (untuk item yang serba 1 dan 2 SAR). Selesai dari sana baru akhirnya kami istirahat Alhamdulillah.

Madinah Day 3

13 Maret 2024/3 Ramadhan 1445H

Hari ini adalah hari terakhir kami di Madinah. Setelah shubuh kami mengajak anak-anak main untuk memberi makan burung merpati. Yang terdekat dari penginapan kami terletak di ujung Masjid Nabawi di gate 322, dekat Al Salam Museum, Madinah.

Setelah itu kami buru-buru pulang untuk packing karena barang nyebar kemana-mana. Maklum namanya bawa bocil ya bund wkwkwk.

Meninggalkan Madinah

Kami otw ke stasiun HHR untuk naik kereta cepat menuju Mekkah. Dari hotel Odst ke stasiun Madinah kami naik bolt car seharga 32 SAR.

Ada kejadian lucu yang membuat kami tertawa termasuk driver boltnya yaitu saat suami salah buka pintu mobil, karena di Indonesia biasanya kursi driver di sebelah kanan, di Arab kursi driver di sebelah kiri. Culture shock tapi lucu wkwkwk.

Sekian dulu cerita perjalanan umrah mandiri versi selama di Madinah. InsyaAllah lanjut kapan-kapan lagi.

Selesai ditulis di Camp Lembah Nusa Bening 76, Bogor

14 Maret 2024

Dina Safitri

2 thoughts on “Umrah Mandiri Ramadhan, Jeddah ke Madinah

  1. alhamdulillah ditemukan dgn blog ini..
    masyaAllah terharuu banget dgn perjuangannya, bolehkah sy belajar umroh mandiri mbak krn kebetulan ada rencana umroh dgn keluarga dalam waktu dekat.
    jazakillah khairan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *