In this blog

  1. Motherhood & Parenting, click:

parenting

2. Traveling, click:

3. Review, click:

review mbakdina.com

 

My other blogs

Rumah makan terfavorit di indonesia
#BPN30DayChallenge2018, Food Technology, Review

Review 5 Rumah Makan Terfavorit

Assalamu’alaikum, kembali lagi dipostingan ODOP by Blogger Perempuan Network. Hari ini saya mau mereview 5 Rumah Makan Favorit saya, walaupun beberapa ada yang hanya makan 2 kali disana karena lokasinya yang jauuhh, hehe.

Daaan, inilah dia 5 Resto favoritnya mbakdina.com

Rumah makan terfavorit di indonesia

1. Pizza Hut ~ Pizza Hut Delivery

Saya emang pizza addict pake banget, dulu sudah pernah saya tulis tentang kecintaan saya sama pizza dan awal mulanya, hehe. Mau yang pizza kampung, pizza kaki lima sampai pizza ‘branded’ saya suka semua, hihi. Bahkan dulu saat tinggal di Kutacane yang notabene merupakan kabupaten kuecil, disana nggak ada yang jual pizza, akhirnya kalau kangen kadang bikin sendiri (anw, ini resep pizzanya ya) atau beli roti basah yang dibikin ‘agak mirip’ pizza.

Kayaknya hampir semua teman-teman pernah ya makan di PH atau order di PHD? Jadi disini saya share pengalaman aja ya, bukan review, hehe.
Kalau di resto ini, saya suka pizza yang topingnya ada nanasnya, hawaaiian pizza bukan ya? Saya juga suka flatbread tuna dan pizza tuna meltnya, soalnya biasanya saya kurang suka tuna karena amis, tapi di PH dan PHD ini tunanya enak banget masyaAllah, jauuuhh dari kata amis, hehe.

Flatbread tuna dulu biasanya dapat gratisan setelah mengisi post survey yang ada di struk pembelian pizza. Jadi kalau habis makan pizza disana biasanya kami langsung isi surveynya biar besoknya bisa ditukar dengan flatbread tuna, wkwk. Ada yang gitu juga? Yang merasa mak modis (modal diskon), cung!
Oh iya, semenjak punya anak, kalau baru makan ke PH, biasanya kami request balon, soalnya Aisy emang suka banget balon, maasyaAllah. Balonnya gratis kok, hehe.

Saya pernah punya pengalaman pas lagi makan di PH Surabaya, customer lain yang duduknya di belakang saya anaknya mecahin piring, padahal piring-piring di PH itu kan tuebel-tuebel, masyaAllah mbak pramusaji-nya dengan sigap langsung bersihin pecahan kaca dengan ramah tanpa minta ganti rugi (keluarga tersebut udah mau ganti rugi tapi ditolak).

Oh iya, dapet cerita dari kakak saya, ceritanya beliau makan di PH, tapi nggak habis, ternyata bisa lho minta untuk dibungkusin, bisanya dibungkusin pake tempat salad (tempat makan plastik, mayan ya nambahin plasticware di rumah, wakakak). Saya baru tahu kalau bisa dibungkusin, soalnya biasanya kalau nggak habis, kami masukin tempat makan sendiri, atau kalau pas nggak bawa dibungkus pakai tissue, huhu.

2. Steak 21

Jujur, saya ini jaraaaang banget makan steak, seumur-umur baru 3 kali makan steak, kasian ya? :’). Salah satunya dari 3 steak tersebut adalah Steak 21. Makan di Steak 21 baru semingguan yang lalu kalau nggak salah. Beli vouchernya online (mumpung promo ;D), makannya di outlet Tunjungan Plaza 6, Surabaya.

Kami kesana pas dinner time, ba’da maghrib gitu. Waktu itu restonya ruamee jadi takjub sendiri lihat pramusajinya yang sigap nganterin pesanan, wkwk. Saat itu kami pesan nasi goreng daging, chicken steak, beef steak, french fries, potato wedges, dan teh manis (free refill) dengan tambahan saos original, mushroom, dan creamy mushroom. Rasanya masyaAllah enaaak banget.

Yang nasi gorengnya nggak terlalu banyak sih nasinya, tapi daging sama telurnya buanyak. Untuk chicken steaknya kami pilih yang crispy dan emang crispy bangetz, kalau steaknya kami pilih yang medium well, masih agak syusyah dipotong tapi uenakk. Antara french fries sama wedges saya prefer wedges, lebih enak dan bumbunya lebih kerasa. Kalau untuk saosnya enak yang mushroom, original, baru yang creamy mushroom. Yang creamy mushroom kurang suka sih, hehe. Ada juga saos yang blackpapper, tapi kemarin nggak order itu.

Sebenarnya kemarin nggak pingin beli teh, karena as we know, teh itu mengandung kafein, dan kafein itu bersifat mengikat dan mengubah zat besi dalam daging-dagingan (dari Ferri menjadi Ferro) yang akhirnya nggak bisa dimanfaatkan lagi oleh tubuh. Bener ngga ya? CMIIW ya, udah banyak lupanya, heuuu.

Tapiii, rasanya kok tergiur banget minum es teh manis apalagi bisa free refill, hahah. Dan yah akhirnya order juga teh manis (bye bye idealis, wkwk). Total kami bertiga minum hampir tiga gelas besar teh, karena setiap udah mau habis langsung diisiin lagi tehnya ke gelas, wkwk. Pulang-pulang kekenyangan dan juga kembung, masyaAllah. Semoga bisa kesana lagi yaa (*kode, wkwk).

3. Mie Ayam Giwangan, Yogyakarta

Pertama kali makan ini saat semester akhir perkuliahan bareng teman-teman yang penelitian bareng di Lab Rekayasa Proses (TPHP UGM) waktu habis melayat ke rumah orangtua teman kami. Warung makannya nggak terlalu besar tapi rame. Lokasinya kalau nggak salah searah menuju terminal dan terletak sebelum terminal Giwangan.

Harganya lumayan bersahabat di kantong. Waktu itu saya pesan mie ayam dan juga es jeruk. Ketika pesanan diantar, saya mbatin kok mie ayamnya kuahnya duikiiittt banget (nyaris nggak ada kuah), tapi bumbu ayamnya kental (bukan kental maizena sepertinya). Setelah dimakan ternyata enak bangeeet masyaAllah dan saya pun jatuh cinta pada suapan pertama, hehe.

4. Bungong Jeumpa, Yogyakarta

Sesuai namanya, ini adalah rumah makan yang menjual menu-menu makanan khas Aceh. Rasa masakan dan bumbu rempahnya uenak banget. Biasanya saya makan yang di daerah Sagan, beberapa tahun yang lalu Alhamdulillah udah mulai ada cabangnya di daerah Pogung.

Menunya lumayan komplit, walaupun ada beberapa yang nggak ada, seperti sate matang, timphan, dan beberapa masakan Aceh yang saya nggak hafal namanya, hehee. Kalau pliek u (sayurnya orang Aceh), biasanya tersedia pada hari Ahad. Saya kalau kesana biasanya pesan martabak Aceh dan juga mie Aceh.

Tapi ini review tahun 2014 yaa, wkwk. Soalnya semenjak nikah udah nggak pernah makan disana lagi, soalnya kalau baru pingin, langsung makannya pas ke Banda Aceh, hehe.

5. Alerek, Bali

Saya tahu Alerek ketika jalan-jalan ke Bali bulan September kemarin. Kalau nggak salah Alerek ini warung makan khas Madura yang menjual berbagai sate dan juga gulai. Kami belum pernah langsung datang ke warung makannya, karena pesan online, hehe. Kebetulan kami nginap di daerah Mengwi, Bali yang muslimnya minoritas, jadi seringnya pesan Alerek ini. Suami selalu pesan menu gulai kambing dan juga sate sapi, biar mirip sate matang (makanan khas Aceh), katanya. Tapi emang beneran mirip sate matang, rasanya enak dan ngangenin banget, hehe. Anw, saya masih belum tahu Alerek ini ada cabangnya enggak.

Hmmm, rasanya jadi laper dan pingin makan lagi nih kalau bahas kuliner gini, hehe. Well, dari kelima resto tersebut ada yang teman-teman pernah icip? Suka yang mana? Share yuk di kolom komentar, hehe

Salam,

Dina Safitri

One thought on “Review 5 Rumah Makan Terfavorit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *